Cerita Setan Kayu Keramat Bertuah
KuCeTan.blogspot.com kali ini membagikan Cerita-Cerita Setan Kayu Keramat Bertuah yang merupakan Cerita Horor, Kisah Nyata, dan Kisah Misteri.
Pengalaman mistis yang tidak akan terlupakan dan membuat ketakutan
serta bulu kuduk berdiri akan dirasakan. Untuk itu silahkan disimak Cerita Setan Kayu Keramat Bertuah ini :
Di dalam kalangan masyarakat yang masih
kental dengan kepercayaan leluhur, terutama yang ada di pulau Jawa, ada
yang mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada
yang memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa
saja karena berasal dari pohon atau kayu keramat yang dikeramatkan
seperti di makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah
mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak
dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu keramat ini tergantung
dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata cara pengambilannya yang
kadangkala memerlukan sesajen. Selain itu gambar yang ada pada kayu
karena proses alam atau pembusukan atau penyakit pohon kadangkala
diyakini memiliki pengaruh gaib juga. Ternyata kepercayaan ini terdapat
juga di beberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa Indonesia saja.
Dengan mengacu kepada beberapa sumber, berikut kayu keramat bertuah
antara lain:
Kayu kaokka/kokka,
merupakan kayu yang bermutu tinggi dan telah digunakan sejak zaman
dahulu kala. Konon mitosnya kayu koka juga telah digunakan dalam membuat
Bahtera Nabi Nuh. Tongkat Nabi Musa dan Nabi Syuib A.S juga dibuat dari
kayu koka. Kayu Kokka mempunyai berbagai rahasia dan kelebihan. Kayu
Kokka bisa menjadi sebagai penawar, penyembuh dan pelindung. Apalagi
jika digunakan dalam bentuk tasbih dan cincin. Kayu Kokka juga bisa
bernilai lebih tinggi harga dan nilainya dari masa ke masa.
Palma Kipas atau Kayu
Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat. Batang berbuku-buku lurus
keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini berasal dari China,
Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau sebagai tanaman
pagar. Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang
berbisa, selain itu juga memiliki daya menambah kekuatan bagi
pemakainya.
Kayu Songgo Langit yang
dianggap bertuah adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum. Kayunya
berbau digunakan untuk obat dan biasanya mengobati sakit perut, kejang
perut dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang. Sementara ada
yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat gaib adalah jenis
perdu Tridax procumbens Linn. Biasa tumbuh dikarang karang pegunungan
kapur. Tuahnya menolak niat jahat dari orang atau makhluk halus.
Kayu Pule lunak dan
berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule yang keras, tetapi
umumnya lunak. Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur
jahat dalam rumah atau pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati
kesurupan, untuk ini ambil cabang yang masih ada daunnya dan cabang
pohon awar-awar serta segenggam tumbuhan alang-alang. Cambuklah
pelan-pelan punggung orang yang sedang kemasukan roh jahat itu. Biasanya
dia akan segera sadar.
Kayu Sulaiman, kayu ini
bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita terlebih yang
belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih kemerahan namun
lama kelamaan berubah coklat tua dan jika memukul orang hanya
menyebabkan pingsan, tidak mati.
Kayu Drini dulu banyak
dijumpai dipantai selatan Jawa khususnya dipantai Krakal sebelah timur
Baron, Gunung Kidul. Menurut beberapa orang, kayu ini juga ditemukan di
daerah pantai lain. Karena banyak dicari makanya kayu ini terancam punah
karena diyakini bertuah untuk keselamatan, anti black magic, anti
gigitan ular dan dijauhi ular. Selain itu rendaman kayu dalam air juga
berkhasiat mengobati penyakit perut. Kayu yang kering akan berbau harum
bila digosok dengan ujung jari.
Kayu Dewandaru, kayu
ini amat langka. Dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa sebelah
utara Jepara, diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular, menyembuhkan
gigitan ular berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik
dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya mendatangkan angin
topan. Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh didesa
Nyamplung, konon jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus,
seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu Dewandaru dari Gunung Kawi,
walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi dipercaya
berkhasiat sama.
Kayu Itam, Kayu Arang,
Kayu Ebony. Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat-serat hitam. Kayu
ini, khususnya yang hitam seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan
menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu yang diberi hiasan kayu
ebony akan terasa teduh dan damai sehingga kerasa tinggal di ruang
tersebut.
Kayu Kengkeng, banyak
di jumpai di lereng Gunung Lawu, dicari karena dapat menyadarkan orang
yang kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi atau anak
kecil bisa menolak roh jahat, roh halus.
Kayu Liwung, kayu ini
ditemukan didaerah Gunung Lawu, biasnya berbentuk tongkat atau potongan
yang banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya hitam seperti
teras kayu aren, bedanya ada pada seratnya yang agak kasar. Kayu Liwung
berasal dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren laki-laki
karena tidak mempunyai bunga betina. Kayu Liwung dipercaya mempunyai
tuah kekebalan terhadap senjata tajam dan tumpul, sangat baik untuk
mereka yang mendalami ilmu kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik
untuk mereka yang mudah terpancing emosinya.
Kayu Lotrok, Sepintas
mirip kayu Kebak atau Boga, namun agak kemerahan. Kayunya ringan dan
berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar
pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.
Kayu Mimang, akar
mimang menonjol dipermukaan tanah, konon siapa yang melangkahinya akan
bingung dan tersesat. Akar mimang ditanam ditanah dibawah pintu masuk
dan bagian belakang rumah. Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki
khasiat membingungkan orang siapa saja yang melangkahinya.
Kayu Pamrih berasal
dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan Sri Sultan Hamengku
Buwono I di Beton Kampung Sewu di tepi Bengawan Solo, Surakarta. Kayu
Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok
bagi mereka yang berkecimpung di pemerintahan.
Kayu Ringin Sepuh
disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam raja-raja Mataram di
Kota Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga “Waringin Tuwo” atau Ringin Sepuh,
sejak zaman dulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang jatuh
“mlumah kurep” artinya satu jatuh terlentang pada satu sisi sedang
satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon, semuanya
dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai
jimat keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon
ini. Kayunya dipercaya memiliki tuah keselamatan, kewibawaan dan
derajat kepangkatan. Di zaman dahulu, hampir semua warga Yogyakarta yang
akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju
perang atau pergi ke daerah lain, akan kembali dalam keadaan selamat.
Kayu Nagasari termasuk
keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong jangan dijemur, tetapi
setelah agak kering buatlah barang yang diinginkan, misal tongkat, pipa,
stick dan sebagainya. Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul.
Secara spiritual kayu ini bersifat mengembalikan daya yang di lontarkan
kepada pemakai. Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul
diantara kayu bertuah lainnya. Tuahnya untuk keselamatan, kewibawaan,
pengobatan, perlindungan terhadap orang jahat/jin jahat, binatang
berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai kayu ini diharapkan
berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatifnya akan
berbalik memukul diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika
ujungnya dibakar tidak menyala dan jika direndam air sekitar 10 menit
maka permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangan memiliki Kayu Nagasari ini,
jangan sekali-kali dilangkahi wanita atau pria dan seyogyanya kayu ini
jangan dilekati benda logam (emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan
seperti adanya. Kayu yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin,
khasiatnya sama dengan membawa kayu Nagasari dalam ukuran besar.
Kayu Lidi Daun Aren
dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan melumpuhkan
orang-orang yang memiliki kesaktian karena ilmu hitam. Mereka akan
hilang kesaktiannya bila dipukul dengan lidi daun aren, jangan
sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah bisa
kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.
Rumah yang angker atau banyak dihuni
hewan pengganggu seperti tikus, ular, kelabang dan lain-lain, bisa
dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang dikebutkan ke seluruh
penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai dengan membakar daun
trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur sedikit
belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala
gangguan.
Kayu Tesek/Tengsek.
Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan dilereng gunung berapi
dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus dan
bulat. Karena banyak di buru orang, sekarang makin langka, dibedakan
antara Tesek biasa dan Tesek Wulung, yang pertama kayunya putih, disana
sini diwarnai cerat-cerat atau poleng hitam. Tesek lainnya wulung,
kulitnya berwarna coklat tapi lama lama menjadi hitam. Kayu ini
tenggelam di air dan jika diletakan di air mengalir maka kayu tersebut
akan berjalan melawan arus, kayu ini bagus disimpan orang yang sabar dan
tidak mudah marah karena bila digunakan untuk memukul walau hanya
digunakan sebagai mata cincin, bahayanya tetap ada, orang bisa pingsan
sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak,
gantungan kunci dan lain-lain.
Kayu Kaboa, antara
Mitos dan kenyataan. Kayu kaboa yang dipercaya mengandung tuah khusus.
Tuah “maung Sancang” Wibawa bagai seekor Harimau. Jenis kayu mirip bakau
ini, konon yang dianggap mempunyai derajat yang tinggi hanya tumbuh di
hutan Sancang. Itu pun terbatas di sekitar muara Sungai Cipareang.
Diceritakan, kayu kaboa menjadi saksi utama perjanjian antara
Kiansantang dengan Prabu Siliwangi. Sambil memegang sepotong kayu kaboa,
Prabu Siliwangi menyatakan kepada Ki Santang bahwa dirinya tidak akan
dapat mengikuti ajakan Ki Santang karena akan “ngahiang” (lenyap tanpa
bekas) bersama anak buahnya yang setia.
“Setelah ngahiang, Prabu Siliwangi
kadang-kadang menampakkan diri dalam wujud harimau putih dan menghuni
Gua Garogol di tengah hutan Sancang. Para nelayan sering melihat harimau
putih itu pada senja hari sedang ngadakom di puncak Karang Gajah.
Karang tinggi besar di pantai curam penuh gelombang, sebelah timur muara
Sungai Cipangisikan. Sedangkan para pengikutnya berubah menjadi harimau
belang memanjang”.
Harimau belang memanjang inilah yang
disebut “Maung Sancang” dan suka “bersemayam” di kayu kaboa. R.H.
Mohammad Affandi, dalam bukunya “Bandung Baheula” (1969), bercerita
tentang seorang penggemar tongkat. Dari ratusan tongkat miliknya, ada
sebuah yang terbuat dari kayu kaboa. Tiap malam jumat, tongkat itu
sering menimbulkan suara gaduh. Waktu coba dilihat, di ruang penyimpanan
tongkat, tampak sesosok tubuh berbulu sedang duduk-duduk santai, seekor
harimau.
Keesokan harinya, pemilik tongkat
mendadak sakit keras. Atas anjuran seseorang, ia harus menjual atau
memberikan tongkat kayu kaboa itu jika ingin segera sembuh. Tentu saja,
anjuran itu dituruti. Selain ingin sembuh, ia juga takut jika di
rumahnya ada tongkat “persemayaman” harimau. Selain buat kewibawaan,
kayu kaboa juga dipercaya bertuah dapat menetralisir aura negatif, dan
dapat menolak Jin jahat.
Itulah beberapa kumpulan kayu keramat
bertuah yang dikumpulkan dari berbagai sumber, percaya atau tidak dengan
kayu keramat bertuah ini memang sudah ada sejak zaman nenek moyang
kita.
Link Sahabat :
Nonton Streaming Subtitle Indonesia Movie Film Bioskop Terbaru, Drama Korea, West Series
Nonton Bokep Bokep Jepang
Bokep Online
Cerita Setan Kumpulan Cerita Setan
Berita Bola
Cerita Dewasa Live Score