CERITA SETAN TANGISAN ENENG DI SUMUR TUA
KuCeTan.blogspot.co.id kali ini membagikan Cerita-Cerita Setan Tangisan Eneng di Sumur Tua yang merupakan Cerita Horor, Kisah Nyata, dan Kisah Misteri.
Pengalaman mistis yang tidak akan terlupakan dan membuat ketakutan
serta bulu kuduk berdiri akan dirasakan. Untuk itu silahkan disimak Cerita Setan Tangisan Eneng di Sumur Tua ini :
Salam kenal guys, nama saya Dalia Nurasyida, panggil saja saya dali atau dela. Saya tinggal di kota tercinta saya yaitu kota Bandung tepatnya di daerah Dayeuhkolot. Haha, iyah saya tinggal di daerah banjir. Disini saya akan membawakan sebuah kisah nyata dari kampung saya dulu yang letaknya berada di Cianjur. Kisah ini terjadi ketika saya duduk di bangku kelas 2 SD.
Singkat cerita yah kawan. Saya akan menceritakan kisah seorang gadis yang berumur 8 tahun dia bernama eneng, eneng adalah anak paling besar dia mempunyai satu orang adik yang bernama lala. Mereka berdua saling menyayangi satu sama lain. Namun yang eneng sangat harapkan adalah kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sejak eneng berumur 4 tahun eneng mulai kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya. Bahkan dia merasa kalau dia sangat dibedakan dengan perlakuan kedua orang tuanya.
Suatu hari eneng di minta untuk pergi ke sungai seperti biasa ia selalu menuruti semua perintah dari ibunya. Ibunya menyuruh eneng untuk mencuci pakaian di sungai yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Eneng selalu berangkat sendiri ke sungai. Ketika eneng mencuci pakaian, ternyata yang eneng cuci adalah pakaian baru yang di belikan ibu untuk lala. Eneng pun terdiam dan berpikir “kenapa yah selalu adik yang dibelikan baju baru? Kenapa eneng tidak. Padahal baju eneng sudah sangat tidak layak dipakai lagi, tapi tidak apalah yang penting eneng masih punya baju yang nyaman eneng pakai. Eneng tidak butuh pakaian yang baru” seru eneng dalam pikirnya.
Eneng pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan hendak pulang. Ketika sore tiba sekitar pukul 4 sore, eneng selalu berangkat mengaji ke masjid. Namun ketika eneng sudah masuk ke masjid. Eneng malah di tertawakan oleh anak-anak pengajiannya. Salah satu anak itu berkata kepada eneng “haha, eneng kamu memakai topeng wajah apa? kok aneh, haha mungkin kamu memakai bedak dari terigu yah”.
Eneng pun menangis mendengar semua cemoohan mereka. Eneng berlari menuju rumahnya, ketika sampai di rumah ternyata kedua orang tua eneng sedang merayakan ulang tahun lala yang ke 5 tahun. Ibu eneng pun berkata “ini kado dari ayah dan ibu untuk kamu nak semoga kamu senang yah anakku sayang”. Ketika mendengar itu eneng pun menangis dan berkata kepada orang tuanya “kenapa mah? Selama ini eneng gak pernah mendapatkan kado dari mamah dan ayah. Bahkan setiap hari ulang tahun eneng gak pernah di rayakan mamah. Apakah eneng bukan anak kandung mamah?” eneng pun pergi keluar sambil menangis dan terus berlari.
Ketika itu sudah larut malam. Eneng memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, eneng pun pergi ke sumur terdekat berniat untuk membersihkan mukanya yang penuh dengan bedak. Ia mengambil ember kecil yang sudah tersedia di sumur tua itu. Ketika eneng mulai menurunkan ember itu dan kembali mengangkatnya ke atas, namun ternyata bukan air yang di dapatnya. Ternyata hanyalah daun-daun yang sudah lapuk. Eneng pun kembali menurunkan ember itu dengan sedikit membungkukkan badannya.
Karena ingin mendapatkan air cukup banyak. Namun ketika hendak mengambil air, eneng pun terpeleset dan masuk ke dalam sumur tua itu. Hari pun berganti menjadi subuh. Saat itu ada seorang warga yang hendak mengambil air whudu namanya bu mia. Namun ketika melihat ke dalam sumur, bu mia pun kaget melihat eneng yang sudah tak bernyawa dengan kondisi kepala yang menancap di batu. Entah mungkin karena airnya surut jadi batu-batu besar terlihat.
Bu mia berkata “masya allah eneng kenapa kamu nak” bu mia pun berteriak meminta tolong, warga pun berkumpul dan bertanya “ada apa bu?” bu mia berkata”itu eneng ada di dalam sumur pak” semua warga menangis melihat eneng yang sudah tak bernyawa. Warga pun hendak mengambil jasad eneng namun susah karena kepala eneng remuk dan menancap di batu.
Karena itu warga pun memutuskan untuk mengubur eneng di dalam sumur tua itu, dan keluarga eneng pun menyetujuinya. Sampai saat ini sumur tua ini tidak terpakai dan sudah tertutup oleh tanah. Bahkan setiap malam warga mengeluh karena banyak yang mendengar suara tangisan dari dalam sumur dan terkadang suara orang minta tolong. Sampai disini dulu yah ceritanya, semoga kalian suka dengan kisah ini, bye.
Salam kenal guys, nama saya Dalia Nurasyida, panggil saja saya dali atau dela. Saya tinggal di kota tercinta saya yaitu kota Bandung tepatnya di daerah Dayeuhkolot. Haha, iyah saya tinggal di daerah banjir. Disini saya akan membawakan sebuah kisah nyata dari kampung saya dulu yang letaknya berada di Cianjur. Kisah ini terjadi ketika saya duduk di bangku kelas 2 SD.
Singkat cerita yah kawan. Saya akan menceritakan kisah seorang gadis yang berumur 8 tahun dia bernama eneng, eneng adalah anak paling besar dia mempunyai satu orang adik yang bernama lala. Mereka berdua saling menyayangi satu sama lain. Namun yang eneng sangat harapkan adalah kasih sayang dari kedua orang tuanya. Sejak eneng berumur 4 tahun eneng mulai kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya. Bahkan dia merasa kalau dia sangat dibedakan dengan perlakuan kedua orang tuanya.
Suatu hari eneng di minta untuk pergi ke sungai seperti biasa ia selalu menuruti semua perintah dari ibunya. Ibunya menyuruh eneng untuk mencuci pakaian di sungai yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Eneng selalu berangkat sendiri ke sungai. Ketika eneng mencuci pakaian, ternyata yang eneng cuci adalah pakaian baru yang di belikan ibu untuk lala. Eneng pun terdiam dan berpikir “kenapa yah selalu adik yang dibelikan baju baru? Kenapa eneng tidak. Padahal baju eneng sudah sangat tidak layak dipakai lagi, tapi tidak apalah yang penting eneng masih punya baju yang nyaman eneng pakai. Eneng tidak butuh pakaian yang baru” seru eneng dalam pikirnya.
Eneng pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan hendak pulang. Ketika sore tiba sekitar pukul 4 sore, eneng selalu berangkat mengaji ke masjid. Namun ketika eneng sudah masuk ke masjid. Eneng malah di tertawakan oleh anak-anak pengajiannya. Salah satu anak itu berkata kepada eneng “haha, eneng kamu memakai topeng wajah apa? kok aneh, haha mungkin kamu memakai bedak dari terigu yah”.
Eneng pun menangis mendengar semua cemoohan mereka. Eneng berlari menuju rumahnya, ketika sampai di rumah ternyata kedua orang tua eneng sedang merayakan ulang tahun lala yang ke 5 tahun. Ibu eneng pun berkata “ini kado dari ayah dan ibu untuk kamu nak semoga kamu senang yah anakku sayang”. Ketika mendengar itu eneng pun menangis dan berkata kepada orang tuanya “kenapa mah? Selama ini eneng gak pernah mendapatkan kado dari mamah dan ayah. Bahkan setiap hari ulang tahun eneng gak pernah di rayakan mamah. Apakah eneng bukan anak kandung mamah?” eneng pun pergi keluar sambil menangis dan terus berlari.
Ketika itu sudah larut malam. Eneng memutuskan untuk tidak pulang ke rumah, eneng pun pergi ke sumur terdekat berniat untuk membersihkan mukanya yang penuh dengan bedak. Ia mengambil ember kecil yang sudah tersedia di sumur tua itu. Ketika eneng mulai menurunkan ember itu dan kembali mengangkatnya ke atas, namun ternyata bukan air yang di dapatnya. Ternyata hanyalah daun-daun yang sudah lapuk. Eneng pun kembali menurunkan ember itu dengan sedikit membungkukkan badannya.
Karena ingin mendapatkan air cukup banyak. Namun ketika hendak mengambil air, eneng pun terpeleset dan masuk ke dalam sumur tua itu. Hari pun berganti menjadi subuh. Saat itu ada seorang warga yang hendak mengambil air whudu namanya bu mia. Namun ketika melihat ke dalam sumur, bu mia pun kaget melihat eneng yang sudah tak bernyawa dengan kondisi kepala yang menancap di batu. Entah mungkin karena airnya surut jadi batu-batu besar terlihat.
Bu mia berkata “masya allah eneng kenapa kamu nak” bu mia pun berteriak meminta tolong, warga pun berkumpul dan bertanya “ada apa bu?” bu mia berkata”itu eneng ada di dalam sumur pak” semua warga menangis melihat eneng yang sudah tak bernyawa. Warga pun hendak mengambil jasad eneng namun susah karena kepala eneng remuk dan menancap di batu.
Karena itu warga pun memutuskan untuk mengubur eneng di dalam sumur tua itu, dan keluarga eneng pun menyetujuinya. Sampai saat ini sumur tua ini tidak terpakai dan sudah tertutup oleh tanah. Bahkan setiap malam warga mengeluh karena banyak yang mendengar suara tangisan dari dalam sumur dan terkadang suara orang minta tolong. Sampai disini dulu yah ceritanya, semoga kalian suka dengan kisah ini, bye.
Jangan lupa untuk nonton bioskop streaming online sub indo hanya di AnekaCinema21.com
0 comments :
Post a Comment