Blogger news

Monday, August 29, 2016

CERITA SETAN PENJAGA GAWANG SEPAK BOLA

CERITA SETAN PENJAGA GAWANG SEPAK BOLA

CERITA SETAN PENJAGA GAWANG SEPAK BOLA

KuCeTan.blogspot.co.id kali ini membagikan Cerita-Cerita Setan yang Menakutkan yang merupakan Cerita Horor, Kisah Nyata, dan Kisah Misteri. Pengalaman mistis yang tidak akan terlupakan dan membuat ketakutan serta bulu kuduk berdiri akan dirasakan. Untuk itu silahkan disimak Cerita-Cerita Setan yang Menakutkan ini :

Bagaimana caranya pembaca kucetan.blogspot.co.id tau sebuah tempat itu angker atau tidak. Kebanyakan pasti akan menilai dari kondisi fisik tempat itu. Kita selalu mengira bahwa makhluk gaib pasti akan menempati tempat yang kotor dan jauh dari kegiatan manusia. Misalnya dirumah tua, pemakaman, gua, hutan dan lainnya namun jangan salah karena ternyata makhluk gaib juga tinggal ditempat-tempat yang tidak kita duga.

Mungkin seperti lapangan sepak bola itulah yang menjadi pengalamanku beberapa waktu yang lalu. Aku febri, aku tinggal di sebuah rumah di komplek perumahan. Pada saat itu ada pertandingan bola di komplek perumahanku, karena menjelang hari kemerdekaan. Aku tidak ingin melewati kesempatan ini dan langsung mendaftarkan diri untuk ikut. Sebenarnya ada lomba lain yang diadakan, namun aku tidak tertarik. Setelah aku bersama temanku mendaftar maka kami dibentuk menjadi tim lalu dikelompokan lagi.

Aku cukup antusias dengan diadakannya turnamen ini dan bertekad untuk menjuarainya, lalu hari pertandingan pun tiba dan aku sampai di lapangan lebih awal. Saat itu belum terlalu banyak orang disana, hanya ada beberapa panitia karang taruna yang lalu lalang dan juga ada petugas kelurahan yang datang. Mereka sibuk mengatur lapangan, aku hanya duduk terdiam di samping lapangan melihat kesibukan mereka.

Tiba-tiba, aku ingin buang air kecil. Aku mencari tempat yang strategis untuk melakukannya, ketika melihat tiang gawang sepak bola di ujung lapangan. Terlintas dalam benak untuk melakukan sebuah ritual yang ritual ini bisa mendapatkan kemujuran. Aku bangkit dan menuju ke tiang lapangan yang berada di ujung gawang sepak bola itu.

Aku berjalan mendekati tiang gawang sepak bola dan berada tepat disebelahnya, aku melihat kanan dan kiri sepi dan tidak ada orang yang melihat. Aku pun buang air kecil di tiang gawang itu, katanya sih bisa mendatangkan kemujuran. Setelah itu aku kembali ke sisi lapangan dan duduk dengan tenang lalu tidak lama setelah itu lapangan dipenuhi orang-orang yang mengikuti lomba. Teman satu tim sudah hampir lengkap, setengah jam kemudian setelah acara dibuka lomba pun dimulai.

Pertama-tama kami sudah harus menghadapi tim dari RT yang kuat, aku menyemangati timku dan bilang. “Tenang aja, kita pasti menang.” dan benar saja, kami menang dari mereka meskipun skornya tipis. Pertandingan berikutnya pun berhasil kami menangi, dan karena hari sudah sore turnamen dilanjutkan esok harinya. Aku dan teman satu tim pulang dengan gembira, karena berhasil maju ke final untuk besok dan malam harinya aku tidur dengan nyenyak.

Namun tiba-tiba aku terbangun, aku merasa seperti ada benda dingin yang menyentuh pipiku. Reflek aku mengusap pipiku, dan bermaksud mengenali benda apa itu namun tanganku tidak menyentuh apa-apa. Aku mengubah posisi tidurku, yang tadinya menyamping menjadi terlentang. Tiba-tiba aku mencium bau yang sangat busuk, baunya seperti bau bangkai dan benda dingin itu sekarang menerpa hidungku.

Sontak aku membuka mataku dan ada sepasang telapak kaki melayang diatas wajahku. Bergerak perlahan ke kiri dan ke kanan, aku sontak melompat bangun dan terjatuh dari ranjang. Dan ketika aku melihat, dilangit-langit kamarku ada seorang pria yang tergantung. Pria itu seperti tergantung di atas langit-langit kamarku dengan seutas tali terlilit di lehernya. Kepala pria itu tertengkuk ke samping, mulutnya menganga lebar dan lidahnya terjulur keluar.

Wajah pria itu sangat pucat sambil matanya melotot ke arahku, pria itu kemudian meronta-ronta dengan tali masih di lehernya. Dia sepertinya ingin melepaskan diri dari ikatan lehernya dan dia jatuh tepat diatasku. Ini siapa yang mengaji, kepalaku terasa pening sekali dan badanku terasa berat. Aku membuka mata dan menemukan diriku sedang berada di tengah-tengah banyak orang yang berada didalam kamarku.

Aku mencoba bangkit namun, aku terjatuh kembali ke tempat tidur karena tidak kuat. Kedua orangtuaku langsung menceritakan apa yang terjadi. Ibuku, terlihat menangis sambil memberitahuku kalo aku kesurupan. Orang-orang yang berada didalam kamar ini adalah ustad dan para tetangga yang dari tadi sedang mendoakanku. Aku langsung teringat dengan sosok pria yang tergantung dikamarku dan aku langsung menceritakannya kepada meraka.

Kedua orangtua dan para tetanggaku mendengar cerita dariku sambil mengangguk seolah mereka sudah mengerti kejadiannya. Pak ustad ganti bercerita, kalo tadi aku kesurupan seperti orang gila. Aku berteriak dan tertawa nada bicaraku juga agak berbeda, aku berbicara sedikit dengan tersendat-sendat dan seperti orang yang sedang tercekik. Lalu kata beliau, aku berbicara sambil menekuk leherku.

Pak ustad kemudian bertanya apakah aku sudah melakukan tindakan yang aneh akhir-akhir ini, aku lalu bercerita bahwa aku buang air kecil disebuah tiang gawang. Pak ustad mengangguk, dia sudah paham dan ingin mendengar ceritanya dariku langsung. Kemudian beliau menceritakan kalo tadi, hantu yang masuk kedalam diriku sempat tidak mau pergi.

Hantu itu berkata, bahwa dia ingin membawaku atau membuatku meninggal. Karena sudah kurang ajar buang air sembarangan ditempat kediamannya. Aku tambah ngeri dan langsung meminta maaf pada pak ustad, lalu pak ustad membalas kalo aku tidak perlu meminta maaf kepada dirinya dan aku lain kali jangan sembarang lagi. Pak ustad kemudian melanjutkan ceritanya, dulu sekitar tahun 70 ada seorang pria yang gantung diri di tiang gawang sepak bola itu, konon dia gantung diri karena dicecar dipekerjaannya lalu frustasi tidak bisa lagi menghidupi keluarganya.

Siang itu aku datang ke lapangan, aku datang bukan untuk kembali main sepak bola melainkan untuk minta maaf kepada penunggu tiang gawang sepak bola itu. Aku menyirami tiang gawang itu dengan ember berisi air yang aku bawa. Semenjak kejadian itu, aku tidak berani lagi lewat lapangan sepak bola itu sendirian ketika malam hari. Aku takut jika aku melihat ke arah tiang gawang aku akan melihat sesosok pria yang tergantung di tiang gawang sepak bola itu.

0 comments :

Post a Comment